Cari Blog Ini

Rabu, 21 Januari 2015

Desa Wisata Tunggul Arum, Melestarikan Budaya Adat


Desa Wisata Tunggul Arum merupakan sebuah desa dilereng merapi, keindahan gunung senantiasa menyapa saat anda berkunjung ke desa wisata tersebut. Desa wisata ini berada di lereng sebelah barat tepatnya di dusun Tunggularum, desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dusun Tunggul arum terletak di 30 km kea rah utara dari kota Yogyakarta, dan berada pada ketinggian 700-800 m diatas permukaan laut.
Keindahan alam yang tidak bisa dipungkiri lagi dengan latar belakang gunung merapi yang senantiasa memancarkan keelokannya. Merapi tak pernah habis diekploitasi keindahannya, wajar bila desa wisata sekitar gunung merapi ini menjadikannya salah satu obyek atau daya tarik desa mereka. Namun desa wisata tunggul arum tidak hanya mengandalkan keindahan gunung mereapi semata namun masih ada hutan konservasi dengan flora dan faunanya, dan juga wisata ritualnya yang merupakan tempat legenda dan sacral yakni Goa Semar, Kedung Cuwo, Sendang Pancuran, pring wali, batu taunggang.

Selain itu masih ada wisata budaya yang setiap tahun di gelar oleh desa wisata tunggul arum tersebut yakni merti bumi. Merti bumi ini dilakukan setiap bulan sapar dalam kalender jawa dengan kegiatan berupa kirab pusaka dan kenduri bersama dengan tumpengan dan dawet cuwo.
Merti bumi dimaksudkan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dimana desa mereka telah diberikan berkah.
Desa tunggul arum terbentuk tidak terlepas dari peristiwa erupsi merapi tahun 1961. Awalnya erupsi tahun 1961 tersebut lahar merapi mnegarah ke sungai Bebeng dan Sungai putih yang melintasi daerah yang disebut Tunggul wulung dengan jarak luncur kurang lebih 8 hingga 9 kilometer. Sebagai antisipasi oleh pemerintah warga di sarankan untuk transmigrasi, namun hanya sekitar 60 kepala keluarga saja yang mau mengikuti saran pemerintah tersebut. Selebihnya beserta sesepuh dan perangkat desa tersebut tidak ingin meninggalkan tanah kelahiran mereka. Akhirnya wakil gubernur DIY waktu itu Sri Paduka Paku Alam VIII memberikan tanah sebagai relokasi tempat tinggal warga yang tidak ingin pindah tersebut, hingga terbentuklah dusun tunggul arum tersebut.
Beberapa obyek wisata pendukung sebagai dewasa antara lain berupa kebun salak pondoh, kesenian kubro siswo, watu tunggang, watu growing, keindahan alam, goa semar, sendang pancuran, tanaman anggrek Vanda Tree Colour, pesona kali krasak dan masih banyak tempat tempat yang menjadikan anda akan betah mengunjungi desa wisata tersebut. Untuk fasilitas gedung pertemuan terdapat bangunan joglo dengan ruangan terbuka yang mampu menampung hingga 250 orang yang dapat disewa dengan harga Rp. 100.000,-. Untuk homestay berupa rumah rumah penduduk dengan jumlah kamar mencapai 50 orang dengan rata rata per rumah dapat menampung 5 orang. Homestay dapat di sewa dengan harga Rp. 60.000,- per orang per hari dengan fasilitas makan 3 kali.
How to get there :
1.                   Dengan kendaraan umum jurusan turi turun di pertigaan arah ke Turgo kemudian dari sini masih ada jarak 6 km dan sesampainya di desa kemiri belok ke kiri sesampainya di desa nganggring kurang lebih 3 km belok kanan hingga ada pertigaan kurang lebih 600 meter belok kanan sejauh 300 meter anda akan sampai desa Tunggul Arum
2.                   Dengan Kendaraan pribadi  baik roda empat maupun roda dua

Upacara Merti Bumi Tunggul Arum adalah upacara adat tahunan yang dilakukan di Tunggularum, Turi, Sleman, Yogyakarta. Upacara ini digelar setiap Bulan Sapar (jawa) sebagai wujud kesadaran dan rasa syukur akan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun, disamping rasa syukur tersebut sebagaimana upacara adat lainnya, Upacara adat Merti Tunggul Arum ini juga memiliki tujuan untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian masyarakat pedesaaan dan mengembangkannya sebagai potensi wisata.
Merti Bumi Tunggul Arum, merupakan rangkaian kegiatan budaya. Upacara ini diiringi dengan berbagai kegiatan diantaranya adalah prosesi pengambilan air suci 4 penjuru, parade seni dan budaya, pengajian dan mujahadah, pameran potensi masyarakat dan bazaar serta pada puncak acaranya berupa kirab pusaka Kyai Tunggulwulung, Kirab Tumpeng Wulu Wetu, Kirab Tumpeng Lanang Wadon, Tari Persembahan, Gunungan Salak, pelepasan burung, gejog lesung, dan Bregada Prajurit “Pager Bumi”.
Desa Wisata Tunggul Arum berada di kawasan lereng barat merapi, tepatnya terletak di Padukuhan Tunggul Arum, Desa Wonokerto Kecamatan Turi, Sleman. Lokasi terletak sekitar 30 Km dari Kota Jogja. Dengan ketinggian 700-800 m diatas permukaan laut, Tunggul Arum menjadi satu dari sekian wilayah Jogja yang memiliki panorama alam menawan.
Lokasi
Dusun Tunggul Arum berada di wilayah kecamatan Turi, Sleman sekitar 25 Km arah utara Jogja. Lokasi ini dapat ditempuh dalam 20-25 menit dari Jogja.
Transportasi
Transportasi umum tersedia sampai kota Kecamatan Turi. Dari terminal Jombor bisa memilih angkot arah Magelang. Sesampai Tempel, perjalanan bisa dilanjutkan dengan angkudes. Tapi lebih direkomendasikan agar wisatawan memanfaatkan kendaraan pribadi atau menyewa mobil ataupun sepeda motor di Jogja.
Potensi
Merti Bumi Wonokerto.Sebagai dusun paling atas di lereng Merapi bagian Barat, wilayah ini banyak menawarkan potensi wisata menarik. Selain panorama alam yang asri dan berudara sejuk, juga ada hutan konservasi dengan aneka flora dan faunanya, serta wisata ritual yang merupakan tempat legenda dan sakral, seperti : Gua Semar, Kedung Cuwo, Sendang Pancuran, Pring Wali, Batu Tunggang, Watu Growong, kesenian Kubro Siswo, pesona Kali Krasak bagian hulu serta bagi pecinta bunga, banyak terdapat Anggrek Vanda Tree Colour. Di sekitar dusun ini juga banyak terdapat mata air yang menjadi sumber penghidupan warga. Sayang untuk saat ini sebagian besar mata air belum berfungsi akibat erupsi Merapi 2010.
Kuliner
Saat Merti Bumi digelar, pengunjung akan disuguhi aneka jenis makanan tradisional, termasuk dawet yang sangat nikmat. Saat tidak sedang digelar Merti Bumi, di sekitar Tunggul Arum juga banyak berdiri warung makan dengan aneka menu pilihan. Salah pondoh yang merupakan maskot Sleman, juga banyak ditanam masyarakat disini.



0 komentar:

Posting Komentar